Menu

    Banner by Chann Digital Indonesia Banner by Chann Digital Indonesia Banner by Chann Digital Indonesia

MAULID NABI AKHIRUZZAMAN


MAULID NABI AKHIRUZZAMAN

Ust. M. Idris Muhtarom, S.Pd.I


Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imron : 31 )

Marilah kita perhatikan, betapa besar kedudukan Nabi Muhammad SAW. sehingga Allah SWT. Mensyaratkan kita, jika ingin menyintai Allah maka wajib juga untuk menyintai Rasulullah SAW. dengan cara mengikuti ajaran dan keteladanannya.

Tidak hanya itu, Sebagaimana yang telah dikhabarkan oleh Rasulullah SAW. bahwa Allah SWT meringankan  adzab Abu Lahab di Neraka dengan memberinya minuman dari lubang kecil ditelapak tangannya setiap hari Senin meskipun dia sangat-sangat membenci Islam ketika Rasulullah diangkat menjadi Rasul. Hal tersebut tidak lain kalau bukan karena balasan atas kegembiraannya terhadap kelahiran manusia terbaik Muhammad SAW.

Dengan demikian sangatlah patut bagi kita, sebagai umatnya yang beriman pada 12 Rabiul Awal bergembira atas kelahiran sang Rasul. Sejak abad ke 4 Hijriyah  silam para Ulama' telah merayakan maulud nabi dengan cara membaca sejarahnya, berdzikir, berdo'a, bersedekah dll. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi SAW.
 
Rasulullah sendiri mengajari kita bagaimana cara bersyukur kepada Allah atas kelahirannya. Sebagaimana dalam hadist shahih : bahwa Nabi berpuasa pada hari senin dan beliau bersabda : Itu adalah hari dimana aku dilahirkan (HR. Muslim).

Adapun sebagian orang yang membid'ahsesatkan perayaan maulid ini, karena tidak ada pada masa awal-awal islam, sangatlah tidak tepat. Karena pengekspresian kecintaan terhadap Rasulullah ini mempunyai cara dan bentuk yang bermacam-macam, dan cara-cara tersebut sama sekali tidak dilarang untuk dilakukan, karena cara-cara tersebut hanyalah sebagai wasilah  atau sarana, bukan sebagai bentuk ibadah (jika dilihat dari inti pelaksanaannya). Singkatnya berbahagia dengan lahirnya Nabi adalah ibadah tapi cara pengungkapan kebahagian itu setiap orang dapat memilih cara yang sesuai selera mereka asalkan sesuai dengan kerangka syari'at Islam.

Selain itu istilah “perayaan maulid” ini hanyalah ibarat bungkus, adapun isinya merupakan hal-hal yang sangat diperintahkan agama, seperti shalawat, pembacaan siroh/sejarah Rasulullah SAW, dzikir, do'a-do'a, shodaqoh, dll. Dengan demikian perayaan maulid bukanlah perbuatan bid'ah yang sesat. karena definisi bid'ah sesat sendiri adalah bid'ah (mengadakan hal baru) yang bertentangan dengan syari'at Islam.

Akan tetapi terlepas dari itu semua, kita tidak perlu meributkan masalah perayaan maulid apalagi sampai berujung kepada permusuhan. Karena masih banyak permasalahan-permasalahan yang jauh lebih penting untuk kita bahas. Seperti permasalahan kebobrokan moral, pendiskriminasian umat Islam, pemecahan hukum dalam masalah-masalah kontemporer, pendidikan dll. Jadi, yang berkenan merayakan maulid silahkan dan yang tidak berkenan juga dipersilahkan dengan tanpa mencemooh satu sama lain yang justru dapat mendatangkan permusuhan dan memecah belah persatuan umat. Karena sangat disayangkan jika kita ngotot mempertahankan hal-hal yang notabene sifatnya sunah dengan mengorbankan hal-hal wajib dan terjatuh dalam jurang keharaman.

Hikmah Merayakan Maulid
Kita sepulang dari maulid pastinya sangat rugi kalau perayaan itu tidak memberikan atsar atau pelajaran yang bisa diambil dalam jiwa kita. Dengan diadakannya perayaan maulid setidaknya kita dapat mempertebal kembali keimanan kita, karena hati seseorang itu ibarat Handphone yang harus dicharger setiap saat. Begitu juga hati kita, setelah berhari-hari melakukan berbagai aktivitas yang didalamnya kita tidak luput dari berbagai kemaksiatan suatu saat kita juga butuh untuk menchargernya dengan berbagai ibadah dan nasehat-nasehat para ulama' agar hati kita tidak menjadi hitam dan keras sehingga melakukan maksiat sudah tidak terasa berdosa lagi, enggan menerima nasehat, dan akhirnya dapat menggelincirkan keimanan. Na'udzubillahi min dzalik. Karena keimanan kita akan bertambah dengan melakukan berbagai ketaatan dan iman kita akan berkurang lantaran melakukan kemaksiatan.

Selain itu hikmah yang dapat diambil dari perayaan maulid adalah, keteladanan Rasulullah SAW. Anas bin Malik RA. berkata, bahwa Rasulullah adalah insan yang paling bagus akhlaknya. Dengan demikian meniru gaya hidup Rasulullah merupakan pilihan yang sangat tepat diseluruh peradaban manapun. Kita tidak perlu tergila-gila meneladani dan mengagumi para selebritis yang gaya hidupnya cenderung merusak tatanan peradaban dan bertentangan dengan syari'at islam. 

Untuk itu marilah kita tanamkan gaya hidup Rasulullah kepada orang-orang disekeliling kita, terutama kepada putra-putri kita, marilah kita kenalkan mereka dengan Rasulullah dengan menceritakan sejarahnya ataupun dengan membelikannya buku-buku tentang Rasulullah SAW. Karena jika Umat Islam mau bergaya hidup seperti gaya hidup Rasulullah SAW maka bukan suatu kemustahilan jika kejayaan peradaban Islam akan terwujud kembali dan kebobrokan akhlak bangsa ini dapat terobati. Wallahu ta'ala a'la a'lam.

Posting Komentar

0 Komentar